Langkah tepat memilih jenis kendaraan anda


PEMILIHAN truk bisa menentukan kesuksesan suatu usaha. Jenis truk yang tidak tepat, selain mengakibatkan bisnis tidak maksimal, bisa membuat pengeluaran membengkak karena harus melakukan perbaikan sana-sini. Ujung-ujungnya, bisnis merugi.
Section Head Technical Division PT Toyota Astra Motor Iwan Abdurahman menyatakan, meski tampak sama, truk mempunyai banyak varian yang disesuaikan dengan jenis usaha. Mulai yang berbodi besar hingga yang ringan. "Dengan banyaknya varian, diharapkan pebisnis tidak asal memilihnya," bebernya.
Pemilihan jenis truk bisa didasarkan pada berat beban yang diangkut dan rute yang dilalui. Untuk kebutuhan usaha yang membutuhkan pengangkutan barang berat, tentu sebaiknya tidak memilih truk berbobot ringan. Bayangkan saja jika truk yang sejatinya untuk mengangkut telur diberi beban untuk mengusung besi. Jangan heran jika mendapati ban akan lebih cepat gundul, rangka cepat rapuh, dan per mudah patah. Itu bukan salah truknya, tapi salah pemilihannya.
"Bila sering-sering melakukan perbaikan, pengeluaran akan semakin besar dan memperkecil keuntungan," tegas Iwan.
Demikian halnya dengan rute. Jenis truk yang melalui jalanan naik turun dengan kontur tidak rata tentu akan berbeda dari truk yang melalui rute jalanan yang mulus dan lurus. "Itu harus ditanyakan secara mendetail kepada agen penjualannya," katanya.
Setelah mendapatkan jenis yang tepat, jangan lupa melakukan perawatan berkala. Merawat truk berbeda dari merawat mobil pribadi (penumpang). Kendaraan komersial itu butuh perhatian ekstra karena dua faktor. Pertama, sebagai andalan usaha, tentu mobilitasnya cukup tinggi. Kedua, rute-rute yang dilewati sering berat ditambah beban yang sarat. Seandal apa pun truk yang digunakan, pemakaian yang diforsir seperti itu akan berefek pada performa.
Fokus utama dalam perawatan truk adalah mesin. Pada kendaraan bermotor, mesin layaknya nyawa pada makhluk hidup. Jika mesin bermasalah, truk bakal susah diajak bekerja. Kesehatan mesin bergantung pada "makanannya", yaitu oli. Pemberian oli harus rutin dengan jenis kekentalan sesuai yang direkomendasikan.
Idealnya, oli diganti setiap 10 ribu kilometer. Namun, sebelum mencapai jarak itu oli sudah diganti, tidak menjadi soal. "Semakin sering oli diganti, memang mesin semakin sehat. Tapi, dari sisi bisnis, biaya yang dikeluarkan lebih besar," timpal Technical Staff PT Toyota Astra Motor Suratman.
Masih soal oli, kata dia, tak sedikit yang salah kaprah. Anggapannya, oli harus selalu melimpah. Karena itu, begitu tahu volume oli mendekati tanda empty saat dicek, cepat-cepat jumlahnya ditambah lagi. "Padahal, empty belum tentu kosong. Tangki oli itu besar. Di bagian bawah masih banyak yang tersisa," jelasnya. Menambah oli hingga penuh tidak selalu bagus bagi truk. Kebanyakan oli bagi mesin bisa menjadi beban tambahan sehingga kerjanya akan ngoyo.
Selain oli mesin, penggantian oli gardan harus dilakukan berkala, setiap 20 ribu kilometer. Jangan remehkan penggantian oli gardan. Jangan sampai gara-gara menunda penggantian oli yang charge-nya Rp 250 ribu, kita bisa menghabiskan puluhan juta karena harus mengganti gardan baru.
Bagian lain yang juga penting adalah pemilihan suku cadang atau spare part. Item ini ibarat organ bagi kendaraan. Meski suku cadang hanya berupa bagian-bagian kecil, jika bagian itu tidak berfungsi dengan baik, kenyamanan bahkan keamanan berkendara bisa terganggu. Karena itu, sebaiknya digunakan suku cadang genuine alias asli keluaran pabrikan masing-masing truk.
Selain sudah pasti cocok, suku cadang asli memiliki garansinya. Itulah yang bikin tenang. Bila ada apa-apa dengan spare part yang bersangkutan, tinggal minta ganti, tanpa bayar. Dari segi bisnis pun menguntungkan, tidak perlu mengeluarkan uang lagi untuk penggantian. Memang, dari segi harga, spare part orisinal lebih mahal bila dibanding yang jiplakan atau yang jamak disebut KW 1 (kualitas 1).
Selisih itulah yang membuat banyak orang kerap memilih spare part KW 1, kendati perbedaan banderol sebenarnya tidak begitu jauh. Sebenarnya, sekarang sudah banyak pabrikan truk yang mengeluarkan spare part untuk segmen low end. Labelnya juga asli. Hanya, dari segi harga lebih murah, ada garansinya pula. Alih-alih membeli spare part KW, Iwan menyarankan lebih baik membeli yang jenis itu.
"Pertimbangan pemilihannya lebih ke soal garansi. Ada garansi kan enak bisa menghemat pengeluaran perbaikan."
Kalaupun memang harga tetap menjadi pertimbangan dalam pemilihan suku cadang, saran Iwan, produk-produk KW 1 lebih baik digunakan untuk bagianbagian yang bersifat aksesori saja. Bagianbagian penting, yang berkaitan dengan mesin, pemindah daya, safety, dan performa mesin, sebaiknya menggunakan suku cadang asli.
Artikel Terkait